MAKNA SYAHADAT RASUL ( Bagian Kedua ) Posted on February 28, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

Assalamualaikum wr wb Bismillahirrahmanirrahiim Allahumma shali wasalim sayyidina Muhammad. Dan Firman – Nya , ( Artinya ) : ” Al-masih putra Maryam itu hanyalah seorang Rasul, yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa Rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua – duanya biasa memakan makanan. ” ( QS : Al-Maidah : 75 ) .
Perkara – perkara aqidah iman yang luas dan cukup berat mempelajarinya itu dihimpun keseluruhannya dalam simpul kalimat terpelihara ini. Dengan demikian mereka dapat mengingat semua aqidah iman dengan satu sebutan yang ringan mengucapkankannya pada lidah tetapi berat bobotnya pada timbangan, yang derajatnya tinggi tidak terhingga disisi Allah dan kebaikan terhadap mereka.
Bagi orang yang tahu, tiap-tiap satuan aqidah iman merupakan pedang tajam yang dapat memenggal punggung Iblis dan pasukannya, memberi cahaya terang yang dapat mrnyingkap gelapnya keraguan dan membersihkan segala kotoran didalam hati. Syara’ membuat pengucapan kalimat singkat yang mulia ini sebagai himpunan bagi semua pedang aqidah yang dapat menghasilkan segala cahaya ma’rifat. Kalimat itu memang satu ucapan, tetapi pada hakikatnya, ia merupakan dzikir yang amat banyak. Dengan mengucapkan sekali saja, seorang arif dapat memperoleh hal-hal yang hanya memungkinkan dicapai oleh orang lain pada masa yang panjang.
Kemudian, wahai orang mukmin, hendaklah kita sadari selalu betapa besarnya Rahmat dan Nikmat Allah SWT kepada kita melalui kalimat mulia ini, yang kebanyakan orang tidak menyadarinya kecuali setelah mati,diakhirat. Seorang mukallaf hanya bisa selamat dari kekelalan dineraka apabila sifat – sifat aqidah iman berkenaan dengan Allah SWT dan para Rasul-Nya, tetapi ia memiliki pada akhir hayatnya, yaitu pada saat-saat gawat dimana umumnya orang tidak sanggup lagi menghadirkan butir – butir aqidah secara terperinci. Dengan karunia – Nya yang besar, syara’ telah mengajarkan kalimat mulia, tetapi mudah, ini agar orang mukmin dapat mengucapkan tanpa kesulitan, baik dengan lidah maupun dengan hati, pada waktu yang genting itu. Syara’ menetapkan bahwa pada saat – saat genting tersebut, aqidah – aqidah iman tadi cukuplah diucapkan secara global saja, sebab telah cukup lama ia mengucapkannya, dengan lidah hatinya, secara rinci.
Rasulullah SAW bersabda, ( Artinya ) : ” Barangsiapa yang qalam terakhirnya, Laa ilaaha illalllah , ia akan masuk syurga. ” ( Al-Hadist ) .
Dan sabda Nabi SAW, ( Artinya ) : ” Barangsiapa yang mati dalam hal ia mengetahui bahwa tiada Tuhan, selain Allah , ia akan masuk syurga. ” ( Al-Hadist ) .
Hadist pertama berlaku bagi mereka yang masih sanggup berkata-kata, sedangkan yang kedua bagi mereka yang tidak mampu berbicara lagi. Wallahu a’lam!
Disamping itu, karena gentingnya keadaan ia tak sanggup menerangkan aqidah iman secara rinci, ia juga dapat menjawab pertanyaan kedua malaikat dalam kuburnya nanti dengan mengucapkan kalimat mulia tersebut. Ada Hadist yang menjelaskan bahwa kedua malaikat dapat menerima kalimat tersebut sebagai jawaban. Bagaimana mungkin jawaban dengan kalimah itu tidak cukup, padahal dengan demikian, walaupun kalimatnya pendek, seorang mukmin telah mengutarakan seluruh aqidah iman dengan lengkap.
Betapa luasnya kemurahan Tuhan Jalla wa Azza terhadap orang mukmin, betapa besar nikmat-Nya, dan betapa halus serta lembutnya hikmah dari Allah SWT. Semoga saja Allah SWT membuat kita termasuk diantara orang-orang yang tahu akan nilai syukur dan kesyukurannya diterima. Dan semoga kita termasuk dalam lingkungan orang yang mendapat berkah yang besar dari kalimat ini, baik didunia maupun diakhirat, dengan kemuliaan Nabi Muhammad SAW.
Maka hendaklah orang yang berakal sebanyak mungkin mengucapkan kalimat tersebut seraya menghadirkan seluruh aqidah iman yang terkandung didalamnya sehingga kalimat itu berikut maknanya meresap terpadu dengan daging dan darahnya. Dengan begitu, insya Allah , ia melihat rahasia dan keajaibannya dalam jumlah yang tiada terhingga. Hanya Allah lah yang memberi Taufik. Tiada Tuhan dan tiada sembahan selain Dia.
Kita memohonkan kepada Allah SWT agar Ia membuat kita dan orang-orang yang mencintai kita mengucapkan dan mengetahui kalimat syahadat itu pada saat kematian. Semoga Allah memberikan shalawat serta salam-Nya kepada junjungan kita Muhammad SAW, sebanyak dzikir dan sebanyak kelalaian orang lalai. Dan semoga Allah SWT meridhai para Sahabat Rasul Allah serta semua orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kemudian. Salam atas segala Rasul dan segala puji bagi Allah Tuhan seluruh alam.
Saya akhiri tulisan religius ini, berjudul sesuai tersebut diatas Bagian Kedua. Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita, insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan judul baru tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
* Bahan-bahan ( materi ) “diambil dan dikutip dari buku : BUKU PINTAR RUKUN ISLAM. Oleh : Nur Kholish Majid *
***
* Artikel religius ini dapat anda temukan pada Website kesayangan :Www.hajisunaryo.com *
***
* Artikel religius ini juga dapat anda temukan pada Website :Www.hsunaryo.blogspot.co.id atau Www.hsunaryo.blogspot.com *
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WANITA DUNIA LEBIH UTAMA DARIPADA BIDADARI SEPERTI KEUTAMAAN LAHIR ATAS BATHIN Posted on March 8, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

BEBERAPA KEBIASAAN MASYARAKAT JAHILIYAH

SURAT AL-MULK DAPAT MENGELUARKAN PEMBACANYA DARI DALAM NERAKA UNTUK MEMASUKI SYURGA