SHALAT JAMAK

Assalamualaikum wr wb Bismillahirrahmanirrahiim Allahumma shali wasalim sayyidina Muhammad. Segala puja dan puji milik Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya dan hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan serta hanya kepada-Nya kita memohon ampunan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para sahabatnya.
Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Mengadakan suatu perjalanan adalah suatu hal yang sering kita lakukan. Minimal satu tahun sekali, kita diajak berkunjung kerumah saudara – saudara kita yang jauh dari tempat tinggal kita. Sehingga kita terkadang mendapatkan kesulitan untuk melaksanakan shalat. Sementara itu, shalat merupakan kewajiban yang tidak boleh ditinggalkan dalam keadaan apapun. Terkadang kita juga diberi cobaan berupa sakit, sampai-sampai tidak kuat untuk bangun. Lalu bagaimana kita shalat, padahal shalat itu tidak boleh kita tinggalkan?
Sekilas, shalat terasa seperti beban yang memberatkan. Ternyata tidaklah demikian. Shalat adalah kebutuhan kita manusia. Hukum melaksanakan shalat adalah wajib dalam arti tidak boleh ditinggalkan, tetapi jika kita sedang dalam perjalanan, sedang hujan lebat, sedang sakit atau takut, ternyata Islam memberikan ruhshah ( keringanan ) kepada kita didalam melaksanakannya, yaitu berupa jamak dan qashar. Tetapi yang akan kita bicarakan pada artikel ini adalah setentang shalat Jamak saja, sebagai berikut : Shalat Jamak adalah shalat yang digabungkan, yaitu mengumpulkan Dzuhur dan Ashar dikerjakan pada waktu Dzuhur atau pada waktu Ashar, shalat maghrib dan Isya dilaksanakan pada waktu maghrib atau pada waktu Isya. Sedangkan Subuh, tetap pada, waktunya, tidak boleh digabungkan.
Shalat jamak boleh dilaksanakan karena beberapa alasan ( halangan ) berikut ini:
1. Dalam perjalanan yang bukan maksiat.
2. Apabila turun hujan lebat.
3. Karena sakit dan takut.
4. Jarak yang ditempuh cukup jauh, yakni 81 km ( Begitulah yang disepakati oleh sebagian besar imam Mazhab, sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Fiqh ‘Ala al – Madzahib al-Arba’ ah ).
Shalat jamak dapat dilaksanakan dengan dua cara :
1. Jamak Taqdim ( jamak yang didahulukan ), yaitu menjamak dua shalat dan melaksanakannya pada waktu shalat yang pertama. Misalnya , shalat Dzuhur dan Ashar dilaksanakan pada waktu Dzuhur, atau shalat maghrib dan Isya dilaksanakan pada waktu maghrib.
Syarat syah jamak taqdim ialah :
a. Berniat menjamak shalat kedua pada shalat pertama.
b. Mendahulukan shalat pertama baru disusul shalat kedua.
c. Berurutan, artinya tidak diselingi dengan perbuatan atau perkataan lain, kecuali duduk , iqamat, atau sesuatu keperluan yang sangat penting.
2. Jamak ta’khir ( jamak yang diakhirkan ), yaitu menjamak dua shalat dan melaksanakannya pada waktu shalat yang kedua. Misalnya, shalat Dzuhur dan Ashar dilaksanakan pada waktu Ashar, atau shalat maghrib dan shalat Isya dilaksanakan pada waktu shalat Isya.
Syarat syah jamak ta’khir ialah :
a. Berniat menjamak, bahwa ia akan melaksanakan shalat pertama bergabung dengan shalat kedua sebelum takbiratul ihram pada shalat kedua.
b. Berurutan.
Dalam jamak ta’khir tidak disyaratkan mendahulukan shalat pertama atau shalat kedua. Misalnya, shalat Dzuhur dan Ashar , boleh mendahulukan Ashar baru Dzuhur, atau sebaliknya. Muadz bin Zabal menerangkan bahwasanya Nabi SAW di peperangan Tabuk, apabila telah tergelincir matahari sebelum beliau berangkat, beliau kumpulkan antara Dzuhur dan Ashar, dan apabila beliau berangkat sebelum tergelincir matahari, beliau ta’khirkan Dzuhur sehingga beliau berhenti untuk shalat Ashar. Dalam shalat maghrib begitu juga : jika terbenam matahari sebelum berangkat, Nabi SAW mengumpulkan maghrib dengan Isya : jika beliau berangkat sebelum terbenam matahari beliau ta’khirkan maghrib, sehingga beliau singgah ( berhenti ) untuk Isya kemudian beliau menjamakkan antara keduanya.
Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Saya akhiri tulisan religius ini, berjudul sesuai tersebut diatas. Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita, insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
***
* Bahan-bahan ( materi ) diambil dan dikutip dari buku : ISLAM AGAMAKU. Oleh : TIM PENYUSUN FAKULTAS TARBIYAH IAIN SUNAN KALIJAGA JOGJAKARTA. *
***
Artikel religius ini dapat anda temukan pada Website kesayangan :Www.hajisunaryo.com *
***
Artikel religius ini juga dapat anda temukan pada Website :Www.hsunaryo.blogspot.co.id atau Www.hsunaryo.blogspot.com *

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WANITA DUNIA LEBIH UTAMA DARIPADA BIDADARI SEPERTI KEUTAMAAN LAHIR ATAS BATHIN Posted on March 8, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

BEBERAPA KEBIASAAN MASYARAKAT JAHILIYAH

SURAT AL-MULK DAPAT MENGELUARKAN PEMBACANYA DARI DALAM NERAKA UNTUK MEMASUKI SYURGA