LARANGAN BOHONG ATAU MENGGUNJING

Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shali wasalim sayyidina Muhammad. Segala puja dan puji milik Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya dan hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan serta memohon ampunan-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para sahabatnya.
    Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Abu Hurairah ra mengutarakan, Muhammad Rasulullah SAW bersabda  : Puasa itu merupakan perisai selama seseorang tidak membakarnya . "
   "  Bagaimana membakarnya itu  ?  "tanya seorang sahabat.
    Nabi Muhammad SAW menjawab  : " Dengan berbohong atau menggunjing.  "( HR  : Nasa'i dan  Thabrani  ).
    Menggunjing bagi sebagian masyarakat kita sudah menjadi adat kebiasaan yang seakan sulit dihilangkan. Umumnya gunjingan timbul karena :
1.   Sifat hasud atau iri hati. Orang yang memiliki sifat iri senantiasa menggunjingkan orang lain yang memiliki kelebihan atau memperoleh keberhasilan yang lebih baik dibandingkan dirinya. Sifat ini bisa dihilangkan secara bertahap dengan cara menyadari dua hal. Pertama ,  keberhasilan atau keberuntungan seseorang itu tergantung dari ilmu dan usahanya. Kedua , segala sesuatu itu sudah ditetapkan oleh Allah SWT, dan kita sebagai orang muslim harus menerimanya dengan ikhlas.
2.   Kecewa, yakni orang yang merasa dikecewakan selalu menggunjingkan orang yang mengecewakannya. Rasa kecewa semacam ini tidak perlu terjadi. Daripada kecewa lebih baik kita renungkan pelajaran dan hikmah apa yang tersimpan dalam masalah yang mengecewakan tersebut. Bukankah dalam setiap keberhasilan atau kegagalan tersimpan sebuah pelajaran yang berharga.
3.   Iseng atau karena terbawa kebiasaan dilingkungan kerja atau   masyarakat. Jika kita menggunjing  karena terbawa lingkungan, harus diatasi dengan membatasi diri dalam bergaul dilingkungan tersebut. Syukur alhamdulillah jika kita bisa meluruskan lingkungan tersebut agar tidak menjadikan menggunjing sebagai kebiasaannya.
    Ali bin Husain mendengar cerita dari bapaknya, bahwa Muhammad Rasulullah SAW bersabda:  ( Artinya  ) :  "   Barangsiapa i'tikaf  sepuluh hari pada bulan Ramadhan, maka ia seolah-olah melakukan dua kali haji dan dua kali umrah. "  ( HR  : Baihaqi  ).
    Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Saya akhiri tulisan religius ini, berjudul sesuai tersebut diatas. Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita, insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
              ***
* Bahan-bahan  ( materi  )  diambil dan dikutip dari buku : PETUAH-PETUAH RASULULLAH. JILID 5. MASALAH SEPUTAR ZAKAT & PUASA. Oleh : Syamsul Rijal Hamid *
             ***
* Artikel religius ini dapat anda temukan pada Website kesayangan :Www.hajisunaryo.com *
             ***
* Artikel religius ini juga dapat anda temukan pada Website : Www.hsunaryo.blogspot.co.id atau Www.hsunaryo.blogspot.com *
             ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WANITA DUNIA LEBIH UTAMA DARIPADA BIDADARI SEPERTI KEUTAMAAN LAHIR ATAS BATHIN Posted on March 8, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

BEBERAPA KEBIASAAN MASYARAKAT JAHILIYAH

SURAT AL-MULK DAPAT MENGELUARKAN PEMBACANYA DARI DALAM NERAKA UNTUK MEMASUKI SYURGA