PENGERTIAN HISAB DAN RUKYATUL HILAL

Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shali wasalim sayyidina Muhammad. Segala puja dan puji milik Allah, tiada sekutu bagi-Nya dan hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan hanya kepada - Nya kita memohon pertolongan.
   Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para sahabatnya.
     Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Penetapan hari Raya Idhul Fitri dan awal puasa, yaitu dengan hisab ( perhitungan  ) atau dengan proses RUKYATUL HILAL ( melihat penampakan dan bulan sesaat setelah matahari terbenam ).
1.    HISAB  .
Hisab secara harfiah berarti 'Perhitungan'. Hisab adalah perhitungan berdasarkan ilmu falak ( astronomi ) untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Berdasarkan ilmu astronomi dapat diketahui posisi matahari dan bulan. Posisi matahari digunakan sebagai patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu shalat. Posisi bulan digunakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai pertanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriah.
   Berdasarkan ilmu astronomi, dengan menentukan posisi bulan dapat ditentukan awal Ramadhan saat umat Islam mulai berpuasa, awal Syawal ( Idhul Fitri  ), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arofah ( 9 Dzulhijjah  ) dan Idhul Adha ( 10 Dzulhijjah  ) .
2.    RUKYATUL HILAL.
Rukyatul hilal adalah suatu kegiatan atau usaha melihat secara langsung hilal atau bulan sabit dilangit  ( ufuk ) sebelah barat sesaat setelah matahari terbenam menjelang awal bulan baru khususnya menjelang bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah adalah untuk menentukan kapan bulan baru itu dimulai.
    Rukyah yang dapat dijadikan dasar penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah adalah Rukyah yang mu'tabar, yakni Rukyah yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan ilmiah.
Rukyah yang demikian harus memenuhi syarat sebagai berikut :
1.   Rukyah dilaksanakan pada saat matahari terbenam pada malam tanggal 30 atau akhir 29.
2.   Rukyah dilaksanakan dalam keadaan cuaca cerah tanpa penghalang antara perukyah dan
hilal.
3.   Rukyah dilaksanakan dalam keadaan posisi hilal positif terhadap ufuk  ( diatas ufuk  ).
4.   Rukyah dilaksanakan dalam keadaan hilal memungkinkan untuk dirukyah ( imkanur rukyah  ).
5.   Hilal yang dilihat harus berada di antara wilayah titik barat antara 30 derajat keselatan dan 30 derajat ke utara.
     Saudaraku, sidang pembaca yang terhormat. Saya akhiri tulisan religius ini , judul sesuai tersebut diatas. Semoga mendapat tempat di hati sidang pembaca. Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita, insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
             ***
* Bahan-bahan  ( materi  )  diambil dan dikutip dari buku  : Al-Amin. Sejarah Kebudayaan Islam  ( Untuk  Mts Semester  2 ). Tim Redaksi :  Drs  Hari Sukoco dkk *
             ***
* Artikel religius ini dapat anda temukan pada Website kesayangan :Www.hajisunaryo.com *
             ***
*  Artikel religius ini juga dapat anda temukan pada Website : Www.hsunaryo.blogspot.co.id atau Www.hsunaryo.blogspot.com *
             ***


Komentar

Postingan populer dari blog ini

WANITA DUNIA LEBIH UTAMA DARIPADA BIDADARI SEPERTI KEUTAMAAN LAHIR ATAS BATHIN Posted on March 8, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

BEBERAPA KEBIASAAN MASYARAKAT JAHILIYAH

SURAT AL-MULK DAPAT MENGELUARKAN PEMBACANYA DARI DALAM NERAKA UNTUK MEMASUKI SYURGA