A D I L ( Bagian Pertama )

Assalamualaikum wr wb
Bismillahirrahmanirrahiim
Allahumma shali wasalim sayyidina Muhammad. Segala puja dan puji syukur milik Allah SWT, tiada sekutu bagi-Nya dan hanya kepada Allah SWT kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita memohon pertolongan. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita , junjungan umat , Nabi termulia , Rasul paling Agung yaitu Baginda Sayyidina Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para sahabatnya.
   Saudaraku , sidang pembaca yang terhormat. Arti kata adil menurut bahasa adalah tidak berat sebelah atau tidak memihak, atau menempatkan sesuatu pada tempatnya.
  Seorang ayah membelikan pakaian kepada semua anak - anaknya sesuai dengan kebutuhan mereka , maka ayah tersebut adalah seorang ayah yang adil terhadap anak - anaknya. Seorang guru yang memberikan penghargaan kepada siswa yang rajin dan menghukum siswa yang malas, maka guru tersebut adalah guru yang adil. Seorang wasit sepak bola melaksanakan tugasnya dengan baik tanpa memihak kepada salah satu kesebelasan, maka wasit itu adalah seorang yang adil. Jadi , berbuat adil adalah menempatkan sesuatu pada tempatnya , tanpa memihak , tanpa mengurangi atau melebihi.
   Berbuat adil merupakan akhlak terpuji. Agama Islam mengajarkan agar umatnya berbuat adil.
Firman Allah SWT   :
( Artinya  )   :  "  Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan... "  ( QS   :  An Nahl : 90 ) .
   Nabi Muhammad SAW telah banyak memberikan contoh kepada kita tentang keadilan. Salah satu contoh berbuat adil yang pernah dilakukan Nabi adalah sebagaimana Kisah berikut ini  :
"  Dalam sejarah disebutkan , bahwa  Ka'bah pernah mengalami kerusakan akibat banjir. Para pemuka Kabilah Arab yang tinggal di Mekkah sepakat untuk memperbaiki bagian Ka'bah yang rusak itu. Orang - orang yang  berada di Mekkah ikut bekerja, termasuk Nabi Muhammad SAW. Mereka bergotong-royong. Tatkala Ka'bah itu selesai diperbaiki , terjadi perselisihan diantara para pemuka Kabilah tersebut. Masing-masing pemuka Kabilah ingin mendapat kehormatan meletakkan Hajar Aswad pada tempatnya semula, disudut Ka'bah. Perselisihan itu semakin memuncak, sehingga hampir terjadi perang saudara. Untunglah ada seorang tokoh yang menasihatkan agar hal ini jangan diributkan , tetapi diserahkan kepada seorang Hakim. Biarlah nanti Hakim yang akan menyelesaikan perkara itu. Semua yang hadir setuju , bahwa Hakim yang dipilih adalah orang yang pertama kali masuk ke dalam Masjidil Haram pada esok harinya. ( Bersambung  ) .
   Saudaraku , sidang pembaca yang terhormat. Sampai disini dulu saya akhiri tulisan ini  Bagian Pertama. Kita nantikan Bagian Kedua pada penerbitan mendatang. Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat kesalahan. Jumpa lagi kita, insya Allah dikesempatan lain tentu saja dengan tulisan saya yang lain. Waafwa minkum wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
             ***
* Bahan-bahan  ( materi  )  diambil dan dikutip dari buku  : AQIDAH AKHLAK. Oleh  : Drs Masan Alfat dan Drs Abdul Rosyid. *
             ***
* Artikel religius ini dapat anda temukan pada Website kesayangan  : hajisunaryo.com  *
             ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

WANITA DUNIA LEBIH UTAMA DARIPADA BIDADARI SEPERTI KEUTAMAAN LAHIR ATAS BATHIN Posted on March 8, 2018 by H. Sunaryo A.Y.

BEBERAPA KEBIASAAN MASYARAKAT JAHILIYAH

SURAT AL-MULK DAPAT MENGELUARKAN PEMBACANYA DARI DALAM NERAKA UNTUK MEMASUKI SYURGA