Beberapa Contoh Peristiwa-Peristiwa Orang Yang Meninggal Dalam Keadaan Su`ul Khotimah
Assalamualaikum. wr.wb. Bismillahirrahmaanirrahim. Allahumma shalli wassalim Sayyidina Muhammad. Kita ucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena sebab Rahmat dan KaruniaNya sajalah tulisan (religius) sesuai judul tersebut diatas saat ini dapat berada dihadapan sidang pembaca. Alhamdulillah! Shalawat serta salam kita mohonkan semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya beserta para Sahabatnya.
Saudaraku, kita mulai dengan materi kita. Bahwa tanda su`ul Khotimah
sangat banyak. Ada yang tampak saat penyakitnya mulai parah, yang
akhirnya ia marah dan menentang takdir Allah, semoga kita dilindungi
Allah dari perbuatan itu. Ada pula yang mengucapkan perkataan yang
membuat Allah marah ketika menjelang ajal, atau ia tak bisa mengucapkan
kalimat tauhid sebelum ajal. Atau ada yang tampak ketika jasadnya
dimandikan, seperti warna kulit yang berubah dan sebagainya, ketika
jenazahnya diturunkan keliang lahat, serta dikuburkan. Saya akan
mengkisahkan beberapa peristiwa su`ul khotimah semoga kita dapat
mengambil pelajaran dari kisah tersebut sebagai berikut:
# Al-Hafidz Ibnu Rajab Al-Hambali berkata:”
Abdul Aziz Abi Rawwad menceritakan:” Saya berada disamping seseorang
yang sedang sakarat. Saat itu, ia sedang ditalqin (dibimbing untuk
mengucapkan kalimat Syahadat) Katakanlah:” Laa illa ha illallah,
tetapi akhirnya ia mengatakan:” Aku kafir pada kalimat tauhid dan ia
pun mati tanpa sempat mengucapkan kalimat tauhid. Saya bertanya mengenai
dirinya. Ternyata ia adalah seorang pecandu minuman keras.” (Kitab
Tahdzib, Ibnu Hajar:6/338 dan Siyaru A`lamin Nubala, Adz Dzahabi 7/184) Dan Abdul Aziz bin Abi Rawwad menyatakan: Takutllah antum pada perbuatan dosa! Karena dosa itulah yang menyebabkan dirinya mengalami su`ul khotimah.”
#
Lagi sebuah kisah, bahwa sejak beberapa tahun yang lalu terjadi sebuah
peristiwa didaerah Qashim dan beritanya tersebar kemana-mana. Peristiwa
tersebut ialah seorang yang sedang menghadapi sakarat tampak tidak suka
dengan takdir Allah. Lalu, teman-teman yang selalu shalat berjamaah
dimasjid bersamanya datang ( Allah lebih mengetahui apa yang ada didalam
hati) dan mengatakan:” Wahai hamba Allah, ini adalah Al-Qur`an yang
selalu kau baca, takutlah kepada Allah!” Lalu ia mentalqin temannya itu
dengan kalimat tauhid. Namun ia mengatakan:” Aku kafir kepada Al-Qur`an
dan kalimat laa illa ha illallah.” Setelah itu, ia langsung mati. Kami berlindung kepada Allah supaya tidak disia-siakan oleh Allah.
# Ibnu Abid Dunya berkata:”
Abul Hasan bin Ahmad Al-Faqih menceritakan kepadaku, bahwa salah
seorang laki-laki yang ada didekat kita sedang menghadapi sakarat. Lalu,
ada yang berkata kepadanya:” Mohonlah ampunan kepada Allah!” Ia
menjawab:” Aku tidak mau.” Ada lagi yang mengatakan:” Katakanlah laa
illa ha illallah.” Ia menjawab:” Aku tidak akan mengatakannya.” Tampak
ia sangat susah mengucapkannya. Setelah itu ia mati.
Saya (Ibnu Abid Dunya) juga mendengar orang yang sering berpuasa dan
rajin beribadah, ia terkena penyakit dan terkena fitnah. Saya mendengar
ia mengatakan:” Allah telah memberiku banyak cobaan. Jika Allah
memberiku syurga Firdaus sebagai balasan, belumlah cukup untuk
mengimbangi cobaanku ini.” Lalu ia berkata:” Apa makna seluruh musibah
ini jika aku akhirnya mati juga? lalu apa maksud siksaan ini?” (Kitab Tadzkiratul Ikhwabi Khatimatul insan halaman 45).
Astagfirrullahaladzhim! Kita berlindung kepada Allah SWT dari mempunyai pikiran buruk ( Su`udzon kepada Allah dan memohon kepadaNya agar kita terlindungi dari mempunyai pemikiran-pemikiran sesat itu.
# Syaikh Al-Qahtani dalam
ceramahnya menceritakan:” Beberapa jenazah yang kumandikan berubah
kulitnya menjadi hitam. Ada yang menggenggam tangan kanannya, memasukkan
tangan kekemaluan , kemaluannya mengeluarkan bau gosong, dan adapula
yang terdengar seolah ada api yang menyala dikemaluannya.” Pada suatu
hari ada jenazah datang. Saat aku mulai memandikan sesosok jenazah itu
berubah menjadi hitam seperti orang. Padahal, sebelumnya kulitnya putih
bersih. Aku pun keluar dari tempat memandikan dengan ketakutan, lalu
menemui seseorang yang sedang berdiri dan bertanya:” Apakah jenazah ini
keluargamu?” Jawabnya:” Ya” Aku bertanya lagi:” Bagaimana ia semasa
hidupnya?”Ia menjawab:” Semasa hidupnya ia tidak pernah melakukan
shalat.” Kukatakan kepadanya:” Ambillah jenazah anakmu ini dan mandikan
sendiri sana.” (Kitab Tazkiratul Ikhwan Bikhatimatil Insan halaman 47)
#Sementara Syaikh Al-Qahtani bercerita:”
Saya sedang berjalan keluar dari pekuburan sehabis shalat Ashar setelah
menguburkan seseorang. Tangan saya masih belepotan lumpur dan ingin
segera kucuci. Tiba-tiba datanglah iring-iringan berjumlah sekitar 50
(lima puluh) orang yang sedang membawa jenazah. Lalu salah seorang dari
mereka berkata:” Tolonglah kami untuk mengubur orang ini! Demi Allah,
Kami tidak bisa menguburkan jenazahnya.” Kemudian saya mengangkat
jenazah itu dari kakinya. Jenazah itu berat sekali. Sebagian dari
pengiring ikut membantuku mengangkat hingga masuk kedalam kubur. Saya
meminta batubata untuk diletakkan dibawah kepalanya. Seluruh tali
pengikat telah kulepas aku melihat kepala jenazah telah terpaling dari
arah kiblat. (Lalu Syaikh memalingkan kepalanya dilakukan sendiri oleh
Syaikh) Kemudian, aku mengambil (batubata satu lagi, tetapi kali ini aku
melihat matanya telah terbelalak, hidung dan mulutnya mengeluarkan darah berwarna merah menyala.
Aku takut sekali dan langsung lemas. Ada dua atau tiga orang yang
bersamaku ikut menyaksikan peristiwa ini. Lalu mereka memberiku batu
bata satu lagi, kali ini aku melihat kepalanya
berpaling lagi dari arah kiblat. Aku pun naik dari kubur dan pulang.
Orang-orang yang ikut bersamaku meneruskan penguburan, mereka
memasukkan tanah begitu saja tanpa menutup lahat karena ketakutan.
Lantas aku memimpikan mayat tadi selama tujuh atau delapan kali. Setelah
pergi menunaikan ibadah umrah selama lima belas hari, hatiku tenang
kembali hingga aku bisa melupakannya. Kemudian aku kembali ke Riyadh ( Kitab Tadzikiratul Ikhwan bi Khaltimatil Insan, halaman 48-49)
# Didalam kitab Tadzkirah, Al
Qurtubi mengkisahkan:” Saya telah diberitahu oleh salah seorang teman
saya, yaitu Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad Al-Qashri, bahwa salah
seorang Gubernur Qastantin meninggal dunia. Lalu dimulailah penggalian
untuk kuburannya. Setelah selesai digali dan jenazah hendak dimasukkan
kedalam kubur, tiba-tiba didalam kubur tampak seekor ular hitam. Para
pengiring jenazah ketakutan untuk memasukkan jenazah kekubur itu. Mereka
lalu menggali kuburan lagi sebanyak 30 (tigapuluh) kubur, tetapi ular
itu tetap saja muncul disetiap lubang kubur yang digali unutk
menguburkan jenazah Gubernur itu. Setelah mereka kelelahan, mereka
bermusyawarah tentang apa yang sebaiknya dilakukan. Ada yang mengusulkan
:” Kubur saja jenazahnya, kita memohon ampunan dan penjagaan terhadap
aib kita didunia dan akherat.”
# Lain lagi didalam kitab Ar-Ruh,
Ibnu Qayyim menceritakan:” Salah seorang teman, yaitu Abu Abdullah
Muhammad bin Al-Wazir Al-Harrami bercerita:” Bahwa dirinya keluar dari
rumahnya dan pergi kesalah satu teman setelah shalat Ashar. Saat sebelum
matahari terbenam aku pergi ketengah pekuburan. Tiba-tiba ada sebuah
kubur yang terbuka, berwarna merah menganga seperti merahnya kaca etika
dibakar dan jenazah masih terletak didalam kubur. Aku mengusap mataku
dan bertanya:” Apakah saya bermimpi ataukah sadar?” Lalu aku menengok
kearah gerbang kota dan berkata:” Aku tak sedang tidur.” Lantas aku pun
pulang kerumahku dalam keadaan terkejut dan shock. Aku tidak bisa
memakan makanan. Kemudian aku masuk kekota dan bertanya tentang penghuni
kuburan itu. Ternyata ia seorang penarik pajak yang dzalim.” ( Lihat Ar-Ruh Ibnu Qayyim halaman 119)
#
Saudaraku, sesama muslim muslimat sampai disini saya sudahi dulu
tulisan (religius) ini, semoga bermanfaat dan mari kita berlindung
kepada Allah SWT dari Su`ul khotimah. Kita memohon kepadaNya semoga Allah tidak membelokkan hati kita setelah mendapatkan hidayah dariNya. Semoga Dia Yang Maha Dzat memberi RahmatNya , Dia adalah Maha Pemberi.
Terima kasih atas segala perhatian serta mohon maaf apabila terdapat
kesalahan. Jumpa lagi kita insya Allah dikesempatan lain tentu saja
dengan tulisan saya yang lain. Wa afwa minkum wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh.
…
# Bahan-bahan materi diambil dan dikutip dari buku: Detik-Detik Sakaratul Maut. Oleh: Shalahuddin As-Said.#
...
* Artikel ini dapat anda temukan pada website:www:Hajisunaryo.com*
Komentar
Posting Komentar